This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.


Powered By Blogger

Pengikut

Senin, 27 Mei 2013


agar budaya
a.      Candi Pari
 
Candi Pari terletak di kecamatan Porong, Sidoarjo. Candi Pari merupakan candi peninggalan kerajaan Majapajit. Candi Pari didirikan sekitar tahun 1293 saka (1371 masehi). Candi ini didirikan pada masa pemerintahan Raja Hayamwuruk. Candi ini memiliki ciri- ciri yang berbeda dari candi byang ada di Jawa Timur lainnya. Candi ini cenderung terpengaruh dengan kesenian Champa (salah satu nama wilayah di Vietnam) jika dilihat dari bentuknya yang agak tambun dan tampak kokoh seperti candi-candi di Jawa Tengah.
Candi Pari berdiri diatas bidang tanah ukuran 13,55 * 13,40 meter, dengan ketinggian 13,80 meter. Bangunan Candi Pari didominasi oleh bata merah pada bagian badannya, sedangkan ambang atas dan bawah pintu masuk bilik candi menggunakan batu andesit. Bagian kaki candi memiliki ukuran 13,55 * 13,40 meter dn tinggi 1,50 meter, pada bagian ini terdapat dua buah jalan masuk ke bilik candi dalam bentuk susunan/trap anak tangga dengan arah utara-selatan dan  selatan-utara, jalan masuk seperti ini tidak ditemui dalam candi-candi lain dijawa timur. Pada bagian dalam bilik candi saat ini tidak ditemukan arca sama sekali, akan tetapi dibagian tengah dari sisi dinding timur ( diantara lubang angin ) terdapat sebuah tonjolan sebagai sandaran dinding arca. Dulu daerah sekitar candi pernah ditemukan dua arca Siwa Mahadewa, dua arca Agastya, tujuh arca Ganesha dan tiga arca Budha yang semuanya telah disimpan di Museum Nasional Jakarta.
Candi Pari tidak memiliki ornamen. Pada kaki candi terdapat hiasan berbentuk panel yang polos tanpa hiasan. Sedangkan dibagain tubuh candi terdapat pahatan semacam panel-panel besar polos tanpa hiasan. Di dinding barat tepat diatas pintu masuk terdapat hiasan segitiga sama sisi dengan bagian kecilnya berada di atas. Pada bagian tengah dinding utara, timur dan selatan terdapat hiasan miniatur yang atapnya bertingkat lima dengan puncaknya berbentuk kubus, bagian atas ambang pintu dan pada masing-masing tingkatan atap miniatur candi terdapat hiasan teratai dan dipuncaknya ada hiasan (angka) atau Sangkha. Candi pari yang ada  saat ini merupakan hasil pemugaran tahun 1994-1999 oleh Kanwil Depdikbud dan Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jawa Timur melalui dana Proyek Pelestarian/Pemanfaatan Peninggalan Sejarah  dan Purbakala Jawa Timur.
b.      Candi Sumur
 
Candi Sumur merupakan candi yang juga masih satu lokasi dengan Candi Pari. Mungkin hanya berjarak kurang lebih 100 meter.
Berbeda dengan Candi Pari yang berukuran lumayan besar, Candi Sumur memiliki ukuran yang lebih kecil, mungkin hanya separuhnya dan hanya berhasil dipugar separuhnya saja.
Semua orang yang melihat candi ini pasti akan heran. Karena sisi yang tegak hanya separuhnya saja dan ini akan membuat Candi Sumur rawan untuk runtuh. Tetapi sekarang dibangun kerangka dari semen yang berfungsi sebagai penopang dan pengikat susunan badan candi yang masih ada.
Candi Sumur ini diperkirakan dibangun bersamaan dengan Candi Pari, dan seperti halnya Candi Pari, Candi Sumur juga terbentuk dari susunan batu bata merah bukan dari batu andesit yang umumnya kita jumpai pada candi-candi lain. Pada bangunan candi ini juga tidak ditemukan ukiran atau relief-relief yang mendhias dinding atau kaki candi. Bentuk unik hanya terlihat dari susunan anak tangga yang berada di sisi selatan candi. Anak tangga ini cukup "curam" dan tidak memiliki dinding tangga di bagian sisinya, sehingga perlu perhatian extra bila pengunjung ingin menaikinya dikarenakan bata penyusun anak tangga atau tempat berpijak kaki itu sendiri tidak tersusun rata dan rapi. Memang, meskipun Candi Sumur tampak jelas telah mengalami renovasi, namun batu-batu penyusun candi nampak belum diatur dengan rapi dan ditambah dengan batu-batu pengganti untuk sisi-sisi yang hilang. Bentuk candi yang berhasil direnovasi juga belum mampu memberikan gambaran secara lebih jelas dan pasti akan lekuk-lekuk badan dan sudut-sudut candi.
c.       Candi Dermo
 
Candi Dermo terletak di Dusun Dermo Desa Candi Negoro Kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo. Candi Dermo berukuran tinggi 13,5 meter, panjang 6 meter dan lebar 6 meter.
Saat ini, Candi Dermo sedang dalam perencanaan akan di renovasi. Sebenarnya candi ini sudah pernah direnovasi pada jaman penjajahan belanda, namun renovasi yang dilakukan nampaknya merubah wajah candi, karena lebih bersifat mempertahankan candi dari keruntuhan daripada upaya menyusun ulang badan candi.
Bagian dalam candi sangat sempit. Ini karena pada masa pemerintahan Belanda dilakukan pemugaran dan pemugaran ini menambah bagian dalam sedemikian rupa sehingga bisa menyokong bangunan dari kemungkinan runtuh. Tetapi ada perbedaan antara batu asli candi dengan batu hasil pemugaran Belanda. Batu bata hasil pemugaran semasa penjajahan Belanda mempunyai ukuran yang lebih kecil dan tipis dibandingkan batu bata asli penyusun candi.
Pada kompleks candi Dermo, terdapat 4 buah Arca dengan 2 macam jenis, yakni Arca Manusia Bersayap dan Arca Kolo. Namun sayangnya, sekarang salah satu dari arca-arca tersebut ada yang sudah hancur, sehingga kini Candi Dermo hanya memiliki 3 Arca saja. Yang disayangkan juga adalah bentuk apa yang hendak ditampilkan pada kedua patung tersebut sudah susah untuk dikenali lagi karena arca sudah rusak.
Candi Dermo dibangun pada Masa kerajaan Majapahit, pada wangsa Raja Hayam Wuruk. Candi bercorak hindu ini berdiri pada tahun 1353 dibawah pimpinan Adipati Terung yang sekarang makamnya terdapat di Utara Masjid Trowulan.
Candi ini termasuk salah satu kompleks candi yang dibangun oleh Kerajaan Majapahit sebagai bukti akan luasnya daerah kekuasaan yang dimiliki. Candi ini sebenarnya merupakan  Gapura atau Pintu Gerbang, orang Jawa mengatakan Gapura Ke Bangunan Suci. Arti dari Bangunan suci sendiri adalah bangunan induk yang biasanya terletak di sebelah timur candi. Begitupula dengan Candi Dermo, sebenarnya dahulu di sebelah timur Candi ada bangunan induk yang ukurannya lebih besar, namun sekarang bangunan induk tersebut sudah pupus dimakan waktu dan akhirnya roboh. Oleh masyarakat jaman dulu, lahan puing-puing bangunan induk tersebut dijadikan pemukiman oleh warga sekitar.
d.      Candi Pamotan
Candi Pamotan terletak di desa Pamotan kecamatan Porong. Atap candi ini sudak hilang dan candi ini lebih menjorok ke dalam maka dari itu apabila musim hujan tiba, candi ini kerap digenangi air.
Lebar Candi Pamotan hanya sekitar satu meter saja.Candinya sendiri hanya berupa tumpukan bata merah karena atap dan badan candi sudah runtuh.
Meskipun berada di daerah kekuasaan kerajaan Majapahit, candi ini belum bisa dikatakan sebagai situs peninggalan kerajaan Majapahiyt
e.       Candi Medalem
Candi ini sangat berbeda dengan candi- candi lainnya yang ada di Sidoarjo. Candi Medalem hanya berupa tumpukan batu bata merah yang disusun memanjang entah berapa meter panjangnya.
Candi yang ditemukan tahun 1992 oleh Pak Tamaji ini diperkirakan sebagai tempat pembakaran atau mungkin fondasi candi.  Tidak ada berita jelas mengenai situs bersejarah ini. Karena papan penunjuk sejarah tidak ada. Bahkan papan larangan untuk tidak merusak situs sudah rusak dan berkarat.
Nasib candi ini sangat tragis. Bahkan bata-bata yang memanjang itu sudah tinggal sedikit karena sisanya terkubur di bawah pohon-pohon pisang dan rumah penduduk.
Tidak ada pengunjung ke situs ini, hanya orang yang ingin mengambil air yang dianggap ajaib dari sumur dekat candi ini saja yang mau menghampiri situs ini.

WISTA PENDIDIKAN

Museum Mpu Tantular, Sidoarjo 

Museum Mpu Tantular terletak di jalan raya Buduran, Kec. Buduran, Sidoarjo. Diresmikan pada tanggal 14 mei 2004 oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaa. Bangunan Museum Mpu Tantular terdiri darisebelas buah yangberdiri di atas lahan seluas 3,28 hektar. Museum Mpu Tantular tersebut menyuguhkan berbagai koleksi didalamnya. Diantaranya koleksi emas, koleksi etnografi, koleksi geologi dan biologi, koleksi historika dan teknologi, koleksi keramologi, koleksi numismatik, koleksi filologi, koleksi senirupa, dan koleksi arkeologi. Mpu Tantular terpilih sebagai nama untuk National Museum Jawa Timur karena untuk menghormati sudut pandangnya tentang hidup di Indonesia dan disebut Daya nya Elemen Nasional Indonesia yang Bhineka Tunggal Ika. Mpu Tantular adalah seorang ahli bahasa dari Jawa Timur yang hidup di abad ke-14. Ketika ia memiliki penelitian tentang masa gemilang Kerajaan Majapahit.
Sebagai generasi muda yang menghargai sejarah bangsa, maka patutlah kita menenggok Museum Mpu Tantular. Harga tiket masuk ke Museum Mpu Tantular sangatlah murah, hanya dengan merogoh kocek Rp 2.000 untuk dewasa, dan Rp 1.500 untuk anak-anak. Jadwal buka museum tiap hari Selasa hingga Minggu.
Map data ©2013 Google - Terms of Use
2 km
2 mi
Map
Satellite
Map data ©2013 Google - Terms of Use
2 km
2 mi
Map
Satellite